Rabu, 09 September 2009

Awal kisah kami...:)



Awal pertemuan aku dan suami dimulai pada saat kami menginjak kuliah kami di jurusan Aritektur Trisakti 2001.

Awalnya sih biasa aja.. Kita masuk sebagai mahasiswa baru dengan latar belakang sekolah asal kita yang sangat amat berbeda.. Aku dari SMA di jaksel (SMU 6) dan suamiku dari SMA di jaktim (SMU 113). Mendengar SMA itupun aku ga pernah, jadi ya pada saat kenalan agak2 mikir juga, "di ujung mana tuh SMA ko ga pernah kenal yaa".....:P (maafin ya papap)
Karena dalam dunia perkuliahan kami dipaksa untuk bekerja tim, maka kami seringkali bekerja sama dalam satu teamwork.Kebetulan NIM kita ga berbeda jauh, dari Nurhadianto dengan Pradita, dari 086, ke 088.
Hari demi hari, setiap tugas kita lewatin, sampai akhirnya aku agak-agak mikir.. ini anak kerjaannya rapih banget sih. Kesel juga si, rapihnya ngalah2 in anak cewek.
Walaupun dalam masalah konseptual dan hitung-hitungan jelas masi menang aku, tapi tetep aja kadang bete juga ama cowok kerjaannya perfect banget.



Dalam penutupan ospek jurusan, kita dipaksa untuk mengikuti acara BAKSOS. Entah itu memang jalan YANG KUASA atau ada unsur kesengajaan, aku dan suamiku dapet satu kelompok.. Dan berawal dari beberapa penggal kisah di Cipelang, Sukabumi itu kisah kami berlanjut.

Masuk ke semester 2, si suami memberanikan diri untuk menyatakan maksud dan tujuannya ke aku, karena pada saat itu dia sangat amat perhatian ke aku, ya sudahlah dalam rangka mengisi kekosongan yang terjadi (kok jahat banget ya gw, ga gitu juga si sebetulnya), akhirnya kami menjalani hubungan yang agak-agak serius. Perjalanan itu kami jalani selama hampir 7 tahun dengan berbagai rintangan dan masalah yang datang dari oknum-oknum dan sisi yang sama.

Tahun 2005, aku menyelesaikan studi arsitektur s1 ku di Trisakti. Dengan berat hati aku harus meninggalkan suamiku yang kebetulan masih nyangkut di gedung itu untuk merampungkan tugas akhirnya. Tahun 2006 suamiku menyusul merampungkan studi s1 arsitekturnya.

Pada saat lulus aku langsung bekerja di sebuah konsultan design international di Sentral Senayan Building dan berusaha mencari beasiswa master di Aussie, sedangkan suamiku bekerja di konsultan design di daerah Tebet.
Entah lagi-lagi, apakah ini jalan yang sudah digoreskan YANG KUASA atau memang banyak pihak yang tidak merestuiku untuk belajar di Aussie, aku gagal dalam test ke 4 beasiswa Aussie-ku.

Tidak berselang lama, pertengahan 2006 aku mendapatkan tawaran beasiswa MM di Prasetya Mulya. Disaat yang hampir bersamaan suamiku juga mendapatkan pekerjaan yang lebih layak di kontraktor dan ditempatkan di Semarang.

Berat rasanya harus menjalani LDR ini, tapi kayanya suamiku harus keluar dari kungkungan kekolotan yang masih dianut oleh keluarganya. Akhirnya dengan segala niat dan kekuatan kami satu tahun kami menjalani hubungan jarak jauh.
Tetapi sebelum dia menjalani pekerjaannya disana, kami memutuskan hubungan kami yang hampir berjalan 5 tahun ini ke jenjang yang lebih serius. Dengan segala cara kami berusaha agar pihak keluarga suamiku dapat menerima rencanaku dan suamiku. Pada saat itu, dua kakak suami masih belum ada rencana menikah, sehingga orang tua suamiku tidak menginjinkan kami untuk melangkah ke rencana yang serius. Penuh drama dan tangis kalo diinget-inget lagi. Berbagai kata-kata yang tak pernah menghampiri telingapun terpaksa kudengar dari pihaknya.

Berkat dukungan serta kasih sayang keluargaku dan teman-temanku, acara pertunanganku berjalan dengan lancar di tanggal 11-11-2006.
Thanks GOD akhirnya aku bisa melepas suamiku bekerja diluar kota dengan tenang.

Setelah pertunangan itu, kami benar-benar kembali konsentrasi ke karier kami masing-masing. Pertengahan 2007, aku menyelesaikan studi MM ku. Sedangkan suamiku entah kemana saja dia terbang dalam menyelesaikan tugas kantornya. Setelah aku merampungkan studi MM ku, orang tuaku sudah lebih intens menanyakan, kapan kami melanjutkan hubungan kami ke jenjang pernikahan. Tetapi kami kembali dilema dan selalu melihat ke sisi keluarga suamiku. Akhirnya dengan bijaknya orangtuaku menyerahkan segalanya ke kami untuk mencari kapan waktu yang tepat bagi kami berdua, dan keluarga suamiku. Dan akhirnya desember 2008 dirasa sebagai waktu yang tepat.

Tahun 2007, aku kembali ada keinginan untuk mengambil studi master di bidang arsitektur, khususnya Urban Design. Orang tuaku mendukung penuh keinginanku, dan akhirnya aku mencoba untuk mendaftar di UI. Ternyata aku ditrima di UI dan mulai pertengahan 2007 aku memulai studiku di UI. Dengan penuh tantangan dan rasa tertekan (hieks..hieks) aku menjalani studiku disana. Belum lagi ditambah dengan persiapan pernikahanku yang hanya datang dari satu arah. Beruntung mamaku adalah orang yang sangat sangat amat kuat dan penuh kasih dalam meng-support aku dalam persiapan pernikahanku.

Dipertengahan 2008, mengngat hari pernikahanku semakin dekat, aku harus membagi konsentrasi studi, pekerjaan dan pernikahanku. Tangisan dan curhatku ke semua temen-temenku tak ada hentinya. Huuu kalo diinget-inget ga kebayang gimana lemahnya aku menerima semuanya. Syukurlah aku mempunyai orang tua, adik, calon suami pada saat itu dan teman-temanku yang sangat amat sayang dan perhatian penuh ke aku..(thanks my dear..yus, lilik, veby, drajad)



Tetapi dengan tekad dan niat baik kami, akhirnya datanglah hari yang ditunggu-tunggu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar